Selasa, 13 November 2012

CAHAYA

Cahaya itu datang dengan penuh kesederhanaan,
menyibak lambaian angin-angin yang datang,
mengisi kedinginan dan kegelapan.

Perlahan kusentuh cahaya kecil itu,
begitu menenangkan dan meluluhkan.

Detik demi detik cahaya itu mulai menghembus,
mengisi setiap sudut di dalam hati,
tersenyum menghangatkan,
membuat jiwa ini selalu memanggil.

Namun, ketika malam, cahaya itu pergi,
menyisakan kedinginan.
Ia pergi dengan sang bintang,
lalu menaburkan hujan asam.

Cahayaku, mungkinkah kau menjadikan aku bintangmu ?
ahh, lupakan saja.

BY Silvia Handika Anggraeni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar